Cara Menjaga Keharmonisan Suami-Istri

- 9 Juli 2022, 05:46 WIB
Ilustrasi keluarga harmonis dengan sikap kebersamaan, kunci jawaban tema 4 kelas 2 SD MI.
Ilustrasi keluarga harmonis dengan sikap kebersamaan, kunci jawaban tema 4 kelas 2 SD MI. /Baituljannah
 
TentangBoyolali.com - 14 Cara Menjaga Keharmonisan Suami-Istri
 
1. Masing-masing dari pasutri berusaha memperbaiki hubungannya kepada Allah.
 
Barang siapa yang indah hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperindah hubungannya dengan makhlukNya, diantaranya Allah yang akan memperindah hubungannya dengan pasangan dan belahan hatinya.
 
2. Berusaha untuk menjadikan kehidupan rumah tangga sebagai bentuk kerjasama antara pasutri untuk meraih akhirat.
 
Jika orientasi pasutri adalah akhirat maka akan jadilah kehidupan rumah tangga mereka berdua langgeng dan penuh kebahagiaan.
 
Akan tetapi kapan saja orientasi salah satu dari pasutri adalah dunia semata maka akan menghantarkan penderitaan dalam kehidupan berumah tangga.
 
 
Karenanya butuh kerjasama (ta'aawun) antara suami dan istri dalam beribadah dan saling mengingatkan akan akhirat. Sungguh indah jika terjalin kerjasama antara pasutri dalam mengingat akhirat.
 
3. Masing-masing pasutri harus merasa memiliki tanggung jawab.
 
Istri bukanlah seperti baju yang dibeli, yang jika seorang lelaki tidak suka atau bosan maka langsung ditanggalkan, atau disumbangkan kepada orang lain, atau bila perlu dibuang begitu saja.
 
Bukan juga seperti mobil yang jika si pemiliknya sudah bosan maka tinggal dijual meskipun harus rugi beberapa juta. Istri adalah seorang teman hidup yang dimiliki melalui tali akad nikah yang suci dan sakral.
 
Istri merupakan amanah dan beban yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah.
Jika seseorang yang membeli mobil dia sadar bahwasanya mobilnya tidak bisa hanya dipakai saja terus-menerus, akan tetapi mobil tersebut butuh perawatan dan perbaikan.
 
Maka bagaimana lagi dengan istri? Jangan sampai seorang lelaki hanya ingin beristri dan hanya memikirkan perkara-perkara yang enak-enak saja tanpa merasa bertanggung jawab sebagai seorang suami yang seharusnya, bertanggung jawab untuk menafkahi lahir dan batin, menyisihkan waktu untuk keluarga (istri dan anak-anak), berusaha mengenal apa saja hak-hak istri dalam Islam untuk ia tunaikan.
 
Demikian juga sang istri, harus sadar bahwasanya tatkala ia menerima lamaran sang lelaki maka ia berarti telah menerima setumpuk kewajiban sebagai seorang istri, berusaha mengenal hak-hak suaminya, jangan sampai ia hanya ingin menjadi permaisuri akan tetapi tidak mau berperan dengan peranan pembantu yang menjalankan kerjaan-kerjaan ibu rumah tangga.
 
 
4. Pasangan kita adalah orang yang paling berhak untuk kita baiki
 
Ini adalah perkara yang harus selalu tertanam dalam benak setiap pasutri. Istri adalah orang yang paling berhak untuk dilembuti…, dihormati…, dihargai…, diberikan hadiah…, diramah-tamahi dengan tutur kata yang terlembut dan budi pekerti yang termulia…karena istrilah yang paling banyak berkorban untuk suami…
 
Renungkanlah… seorang lelaki melamar seorang gadis perawan yang hidup dengan kemanjaan di rumahnya, penuh dengan kasih sayang orang tuanya…dilayani dan dipenuhi kebutuhannya oleh kedua orang tuanya…bahkan terkadang di rumah orang tuanya ada pembantunya…
 
Lantas iapun dikeluarkan dari rumah orang tuanya untuk hidup bersanding dengan seorang lelaki yang asing sebelumnya baginya…lantas ia harus mengurus kasur dan tempat tidur sang suami…, mengurus dapur sang suami…, mengandung anak-anaknya dengan berbagai kesulitan dan penderitaan…, harus mencuci baju suaminya…harus ini dan itu…semuanya harus ia lakukan.
 
Ini semua harus menjadikan sang istri sebagai orang yang paling berhak untuk dibaiki oleh sang suami. Bayangkan seorang lelaki yang memiliki 3 orang anak, lantas istrinya meninggal dunia, maka berapa pembantu yang harus ia bayar…pembantu, babysitter…??
 
Yang menyedihkan adalah seorang suami yang sangat lembut dan menghormati temannya akan tetapi jika dihadapan istrinya maka ia bertutur kata seenaknya tanpa ada penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa istrinya ?
 
 
Demikian pula seorang suami adalah orang yang paling berhak untuk dihormati dan dituruti oleh seorang istri…, suamilah yang telah bekerja keras mencari nafkah…suaminyalah yang sabar mendengarkan keluh kesahnya…suaminyalah yang telah sabar merawatnya tatkala ia sakit…suaminyalah yang begitu hangat membelainya tatkala ia lemah dalam kondisi mengandung….dan lain-lain… dan suaminyalah pintu terbesar dan terlebar yang memasukannya ke kebahagiaan abadi di akhirat kelak…
 
Maka sungguh memilukan dan menyayat hati suaminya jika sang istri begitu lemah lembut dan tertawa jika berbicara dengan teman-temannya, lantas tatkala berbicara dengan suaminya dengan pembicaraan yang datar apalagi kasar.
 
5. Tidak ada yang sempurna
 
Barang siapa yang mengharapkan kesempurnaan di dunia ini, maka ia hanyalah mengharapkan sesuatu yang mustahil.
 
Karena sesungguhnya Allah hanya menciptakan kesempurnaan kenikmatan di surga kelak, agar seorang muslim sadar dan selalu merindukan kesempurnaan di akhirat.
 
Jika nampak kesalahan dan kekurangan pada pasangan hidup maka segera ingatlah kebaikan-kebaikannya dan juga jasa-jasanya serta kelebihan-kelebihannya.
 
Jangan sampai seseorang didominasi oleh syaitan yang berusaha menjadikan seseorang hanya mengingat kejelekan dan keburukan
 
6. Berusaha selalu mencintai pasangan hidup kita karena Allah
 
Tentu kita mencintai pasangan hidup kita dengan cinta tabiat (yaitu lelaki mencintai seorang wanita dan sebaliknya). Akan tetapi cinta yang dibangun hanya karena cinta tabi'at tidak akan pernah langgeng.
 
Jika perkara yang kita hasratkan pada pasangan hidup kita telah pudar atau hilang maka hilang pula kecintaan kita. Apalagi ternyata ada wanita/lelaki yang lebih menarik hasrat kita daripada pasangan hidup kita, maka akan memudarlah kecintaan kita, dan akan mulai berpaling ke lain hati.
 
 
Berbeda halnya jika cinta yang secara tabi'at ini kita hiasi dengan kecintaan karena Allah… maka kecintaan ini akan lebih langgeng dan akan lebih menumbuhkan kepuasan dan kebahagiaan dalam hati.
 
Kita mencintai pasangan hidup kita karena Allah…karena ingin mewujudkan kehidupan mesra dan bahagia yang diperintahkan oleh Allah….
 
7. Hiasilah kecantikan dengan manisnya akhlak
 
Kecantikan paras wanita merupakan dambaan dan impian seorang suami, akan tetapi kenyataannya akhlak seorang wanita lebih mendominasi kecantikannya di mata suami. Jika akhlaknya buruk maka pudarlah kecantikan dan indahnya paras tersebut...
 
Apa manfaatnya paras yang cantik jika hari-hari dipenuhi dengan teriakan suara istri…tidak pernah bersyukur…banyak menuntut…, tidak 'nurut'…,dan lain-lain
 
Sebaliknya dengan indahnya akhlak seorang istri maka sangat bisa memoles dan mempercantik parasnya di mata suaminya...
 
Lebih indah lagi paras yang cantik dihiasi dengan keindahan akhlak….
 
Jika sang istri telah tua dan mengeriput...maka yang tersisa di mata suaminya hanyalah akhlak yang indah...yang tidak akan terlupakan...yang menjadikan sang suami setia...dan mungkin tidak akan pindah ke lain hati...
 
8. Tinggalkan metode "Studi Banding".
 
Diantara perkara yang sangat menyakitkan seorang suami adalah jika istrinya membanding-bandingkan dirinya dengan lelaki lain, atau dengan suami orang lain.
 
Apalagi jika pembandingan tersebut dimaksudkan untuk menyalahkan atau merendahkan dan menjatuhkan sang suami.
 
Bisa jadi perbandingan tersebut dari sisi ketampanan, atau perawakan tubuh, atau harta dan kekayaan, atau dari sisi perhatian dan lain sebagainya … Secara naluri hal ini tentu sangat dibenci oleh sang suami yang merasa direndahkan oleh istrinya. Dan hal ini termasuk perkara yang sangat memicu perceraian.
 
 
Demikian juga sebaliknya seorang istri terlebih lagi sangat sakit hatinya jika sang suami membanding-bandingkan dirinya dengan wanita lain, apalagi istri orang lain. Sungguh pilu dan tersayat-sayat hatinya.
 
Karenanya jika seseorang ingin menegur kesalahan atau kekurangan yang ada pada pasangannya, maka janganlah teguran tersebut dengan metode "studi banding" akan tetapi dengan cara yang lain…
 
9. Berusaha merubah suasana sesekali untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan.
 
Merubah suasana bisa dengan berbagai cara, bisa dengan mencari suasana indah di luar rumah…atau bisa dengan merubah suasana di dalam rumah. Bercinta tidak mesti selalu di kamar tidur, akan tetapi bisa di ruangan lain…
 
Dan tidak ada salahnya sesekali bersafar berdua tanpa membawa anak-anak…agar bisa menghidupkan kembali suasana mesra antara suami istri. Dan jika memiliki kelebihan harta maka semakin indah lagi jika bisa berumroh berdua atau berhaji berdua....
 
Merupakan pemandangan yang indah dan romatis tatkala saya mendapati pasangan suami istri yang sudah cukup berumur (sekitar 50 tahunan) lalu mereka berdua berumroh bersama. Sungguh indah "berpacaran" setelah menikah…dan juga sungguh indah "berpacaran kembali" di masa tua…
 
10. Sesekali berbicara dengan pasangan tentang nostalgia-nostalgia indah atau yang lucu dan berkesan…yang ini akan sangat memupuk rasa cinta diantara pasutri.
 
11. Membiasakan diri untuk mengucapkan kata-kata cinta dan panggilan-panggilan sayang diantara pasutri, dan tidak perlu canggung meskipun di hadapan orang lain. Jangan pelit untuk mengirim sms kepada istri dengan berkata "Aku mencintaimu…".
 
Sepertinya ini perkara yang ringan akan tetapi ini sangat berkesan di hati istri. Demikian juga sebaliknya..
 
 
12. Berusaha menunjukkan penghormatan dan penghargaan kepada kerabat keluarga pasangan.
 
Jika seseorang menghormati dan melayani keluarga dan kerabat pasangannya maka hal ini merupakan bentuk pelayanan dan penghargaan kepada pasangannya tersebut. Ini adalah jasa yang akan sangat dihargai oleh pasangannya.
 
Maka pasangannya tersebut akan semakin cinta kepadanya dan akan semakin siap berkorban kepadanya.
 
13. Bermu'amalah dengan istri bukan dengan "keperkasaan dan kejantanan" akan tetapi dengan kelembutan dan kehangatan.
 
Seorang suami janganlah menjadi seorang diktator di rumahnya sehingga menimbulkan suasana "ketakutan" bagi istri. Jika dia ingin mengarahkan istrinya maka tidak perlu menggunakan kekerasan dan kejantanannya.
 
Akan tetapi hendaknya ia memperhatikan sang istri sebagai seorang wanita yang berhati lembut dan perasa. Bukankah tujuan dari nasehat adalah perubahan sifat istri ke arah atau akhlak yang lebih baik?
 
Maka apakah perubahan tersebut diperoleh dengan kekerasan dan paksaan??. Kalaupun terjadi perubahan maka itu bukan dibangun di atas kesadaran akan tetapi di atas "ketakutan".
 
14. Kapan seorang istri merasa sangat disayang oleh suaminya maka sang istri akan semakin ikhlas dan semangat dalam melayani suami.
 
Banyak wanita cantik yang suaminya tidak tampan membuktikan bahwa ternyata ketampanan lelaki bukanlah nomor satu bagi para wanita….bahkan bisa jadi nomor ke 4 atau ke 10..…,
 
Ketampanan bisa terkalahkan dengan budi pekerti, atau harta, atau kedudukan…
Seorang istri tidak begitu membutuhkan ketampanan anda…akan tetapi membutuhkan anda untuk menjadikannya merasa bahwa ia adalah nomor 1 di hati anda…
 
 
Pintarlah para suami bertutur kata…bermanis-manis kata…romantis. Ingatlah wanita senang untuk dipuji…, pujilah kecantikannya…, pujilah masakannya…, pujilah dia karena Allah…Yang memerintahkan untuk menciptakan kehidupan harmonis dan agamis dalam keluarga…pujilah dia niscaya dia akan lebih mencintaimu dan lebih menservismu
 
Sebaliknya pula, kapan seorang seuami merasa bahwa istrinya sangat mencintainya maka ia akan lebih percaya dan sayang kepada istrinya.
 
Karenanya selain suami yang romantis, demikian juga istri menyambut keromantisan suami dengan tutur kata yang indah yang menunjukkan kasih sayang akan tetapi tetap dengan aroma penghormatan dan penghargaan kepada suami.***

Editor: Ali Majidhi Romadhoni


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini