Sri Lanka Alami Krisis Berat Di Tahun 2022, Akankah Indonesia Mengalami Hal Serupa?

TentangBoyolali.com - Sri Lanka sedang mengalami salah satu krisis ekonomi terbesar yang pernah dialaminya.

Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang, saat ini dilanda krisis ekonomi dan politik, dengan pengunjuk rasa melanggar jam malam dan pejabat senior mengundurkan diri dalam jumlah massal.

Penyebab krisis ekonomi Sri Lanka Sri Lanka sangat bergantung pada komoditas luar negeri. Impor minyak bumi, makanan, kertas, gula, lentil, obat-obatan, dan peralatan transportasi.

Sebagian besar negara akan mempertahankan mata uang asing untuk perdagangan komoditas ini, tetapi biaya yang sangat tinggi di Sri Lanka menyebabkan kurangnya uang asing.

Pandemi Covid 19 dan konflik Rusia-Ukraina telah memperburuk situasi, tetapi peringatan potensi bencana ekonomi telah dikeluarkan sejak lama.

Apa Penyebab Krisis Sri Lanka?

Setelah kemerdekaan Sri Lanka dari Inggris pada tahun 1948, barang-barang berorientasi ekspor seperti teh, kopi, karet, dan rempah-rempah menguasai pertanian negara itu. 

Mata uang asing yang diperoleh dari penjualan tanaman ini menyumbang sejumlah besar PDB, yang digunakan untuk membeli kebutuhan pokok seperti makanan.

Seiring waktu, negara ini mulai mengekspor pakaian dan menghasilkan mata uang asing melalui pariwisata dan pengiriman uang. 

Akibatnya, setiap penurunan ekspor akan menjadi kejutan ekonomi, membebani cadangan devisa.